[Review] Lontang - Lantung
Januari 15, 2014
Sebelum me-review saya pengin curhat dulu bentar, mengenai sejarah mendapatkan
buku novel yang saya akan review.
Berawal dari iseng stalking akun si Ex di twitter, pas scroll
down time line nya, saya
menemukan salah satu kicauan twittnya kalo si Ex tersebut mention
seseorang (@sinshaen) dengan maksud untuk konfirmasi kalau naskah tulisan yang
dilombakan telah dikirm, secara spontan saya pun kepo dengan akun @sinshaen
(siapa dia ? penulis terkenal kah ? lomba apa yang sedang dia adakan ? siapa
tau saya tertarik), demikianlah rentetan pertanyaan yang muncul dalam pikiran
saya kala itu. Setelah mengklik nama akun @sinshaen ternyata dia bukan
orang penting dan bukan penulis terkenal juga *dikepruk sinshaen hahaha*
dia cuma seorang makhluk biasa yang kebetulan seorang blogger. Saya stalking temlennya, dari situ saya tau semua
ketentuan lomba yang diadakan semua terpaparkan dengan jelas di blognya, nama
project-nya yaitu project menulis : Antologi
Rindu Tanpa Kata “Rindu”. Tanpa pikir panjang saya langsung terpikat dengan project menulis tersebut, selain saya
ingin mengasah dan mengetahui kemampuan saya dalam dunia tulis menulis di sisi
lain hadiah yang ditawarkan oleh project tersebut
juga cukup menggiurkan serta karya yang
terpilih akan dibukukan itulah yang memotivasi saya untuk ikut merapat ke project tersebut. Kalau boleh jujur,
sebenarnya ini adalah kali pertama bagi saya untuk mengikuti ajang proyek
menulis, meskipun demikian saya merasa perlu untuk mencobanya, karena tanpa
mencoba kita tidak akan pernah tau kan sampai mana kemampuan kita dalam menulis
?. Right ?. Iya-in aja biar cepet hahaha.
Dan seolah-olah project menulis
tersebut telah membangunkan kembali hobby
saya dari tidur panjangnya selama ini karena
sudah lama sekali rasanya tidak menjamah menulis cerita. Kemudian berkat
proyek trsebut saya jadi kecanduan untuk terus eksis di beberapa proyek menulis/lomba/Giveaway atau semacamnya dan tentunya
saya jadi sangat terpacu sekali untuk terus belajar menulis yang baik dan benar
terutama menulis fiksi.
Dan berkat project Antologi Rindu juga lah saya mendapatkan sebuah buku
“Lontang-Lantung”. Bahagia sekali rasanya #tsaaahh, terlebih lagi buku
tersebut dikirim langsung oleh penulisnya yang ganteng loh hahaa how lucky I am. Oiya sebelum buku
tersebut mendarat ke pelukan saya, saya sempat mendengar kabar kalau buku
tersebut bakal diadapatasikan dalam bentuk sebuah film, woaaah jadi terharu,
berarti buku tersebut bukan buku biasa dong yah ?. Iya-in lagi aja biar cepet
hahaha, dan filmnya akan dirilis pada tahun sekarang. Iya sekarang, 2014. Di
seluruh bioskop tanah air. Ngarepnya sih dapat tanda tangannya juga, tapi
ternyata ga ada *nangis kenceng di pelukan bang Roy*, mungkin kalau
ditanda tanganin takut dikiranya buku bekas kali yah, karena otomatis bungkus
plastiknya sudah dibuka. Jadi ceritanya Bang Roy ini adalah salah satu sponsor yang memberikan hadiah untuk project 'Abtologi Rindu'-nya @sinshaen. But anyway,
terimakasih bang Roy. Ahaaay run run
small and then kecupin bang roy *ehh bukunya maksudnya yang dikecup J halah hahaha. Dari pada makin ngawur, yuk intip
review-nya dari saya :
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Judul : Lontang-Lantung
Penulis
: Roy Saputra
Penerbit
: Bukuné
Cetakan:
Pertama (edisi repacked), Agustus 2013
Tebal
: 239 halaman
ISBN
: 602-220-110-1
Novel
Lontang-Lantung ini bercerita tentang seorang freshgraduate dari salah satu Universitas yang ada di Jakarta yang
kebetulan memiliki nama yang sangat pasaran dalam perjuangannya mencari
pekerjaan. Dia adalah Ari Budiman. Perjuangannya tidak lepas dari beberapa
rentetan rintangan mulai dari wawancara yang menegangkan dan konyol, pernah
terjebak bekerja di sebuah perusahaan minyak bernama Oli Greng yang sama sekali
tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Ari, hingga sebuah peristiwa dilematik
dan sangat konyol yang memaksanya dirinya menjadi seorang IT Division Head di
Indobahari hanya karena nama pasaran yang disandangnya.
Dalam
jungkir-balik proses pencarian kerja, Ari Budiman ditemani oleh dua sahabatnya;
Togar Simanjuntak dan Suketi Kuncoro. Togar adalah seorang turunan Batak yang
memilih membuka usaha ketimbang (me)lontang-lantung mencari kerja di perusahaan
orang sedangkan Suketi, cowok berlogat Jawa medok yang secara akademis lebih
rendah sudah dapat kerja duluan dari pada Ari, itu pun cari kerjanya selalu
bersama-sama.
“Ini
CV kamu hanya dua halaman? Tidak ada pembahasan mengenai prestasi? Jadi, selama
kamu kuliah, kamu ini termasuk mahasiswa yang aktif? Prestasi apa saja kalau
saya boleh tahu?” (hlm.
12)
“CV
kamu singkat sekali. Waktu kuliah malas, ya?” (hlm. 39)
Dialog
wawancara di atas sedikit menyelipkan pelajaran yang dapat diambil terutama
buat yang mahasiswa kupu-kupu a.k.a kuliah pulang kuliah pulang. Perlu
diketahui bahwa kuliah pinter saja ternyata tidak cukup. IPK tinggi kalau tidak
pernah berorganisasi pasti susah kerja di dalam tim. Biasanya manusia tipe ini cenderung
egois karena merasa tidak butuh orang lain. Nah, dalam dunia kerja tidak bisa
seperti itu. Dalam lingkungan kerja, kita punya yang namanya atasan dan
bawahan. Tidak semua yang kita inginkan diterima atau terpenuhi. Itulah kenapa
di setiap lembar CV lamaran kerja yang kita layangkan ke sebuah perusahaan
penting mencantumkan pengalaman berorganisasi.
Yang
menyenangkan dari novel ini adalah Jokes-nya segar dan tidak
terlalu maksa. Lucu pokoknya, unsur komedi yang diangkat oleh penulis smart banget
dan orisinil. Banyak adegan-adegan yang bikin mengocok perut saat membacanya.
Ada beberapa quotes kece ;
Uang itu kaya candu. Once you have it, you can not stop it. (hlm. 16)
Uang itu bukan hanya candu, tapi menjadi takaran
keberhasilan seseorang. (hlm. 61)
Hidupilah hidupmu sendiri. Tidak ada yang lebih nyaman
dari itu. (hlm. 208)
Kalau sukses gak boleh sombong. Gagal, apalagi.
(hlm. 129)
Penyesalan itu selalu datang belakangan. Dan
terkadang ia hanya titip absen. (hlm. 195)
Seperti halnya kegagalan, kebohongan hanyalah sebuah
kejujuran yang tertunda.(hlm. 213)
Novel ini tidak sekedar bergenre komedi semata, penulis bukan cuma asal berkomedi
dengan memaparkan rangkaian kalimat-kalimat absurd,
tapi ada beberapa pesan moral yang
dapat kita ambil. Selain masalah pekerjaan, juga tentang kejujuran meskipun itu
sangat pahit.
----------------------
*Ini
novel jlebbbbb banget, bikin nostalgia jaman-jamannya (ngejob)seeker*

4 komentar
nice review, ,,
BalasHapussalam kenal . . :D
makasih sudah berkunjung ;)
Hapussalam kenal juga :D
Ih, belum move on ya masih stalking EX? Hehehe
BalasHapusBtw nice blog, :))
http://travellingaddict.blogspot.com/
hahha itu si ex bukan siapa2 kok..:P
Hapushehe makasih loh sudah berkunjung dan mau meninggalkan jejak dikolom komentar..:)
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini. Kolom komentar ini menggunakan moderasi, silakan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang santun. Untuk komentar yang sifatnya berlebihan atau spam, promosi dan sejenisnya mohon maaf tidak akan saya tampilkan.
Salam,
-Dewi Sri-